Jalan-jalan ke kota Makassar tak lengkap rasanya jika tidak singgah ke Warung kopi. Di kota daeng ini memang terdapat sejumlah warung kopi.Mulai warung kopi di tepi jalan, sudut jalan atau lebih segarnya orang Makassar sebut panyingkulu’ hingga warkop yang dikelola semi modern.
Salah satunya adalah warkop Phoenam. Warkop ini didirikan sejak tahun 1946 silam atau setahun setelah Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Hingga saat ini, warkop tersebut masih eksis dan pengelolaannya sudah sampai pada tujuh turunan. Sebenarnya dulu, warkop ini biasa-biasa saja meski dikelola oleh warga keturunan yang sudah lama menjadi warga Makassar. Orang-orang pada zaman itu, selalu mampir minum kopi sehingga mereka mengistilahkan Phoenam adalah tempat persinggahan. Karena memang zaman itu, banyak pengunjung yang bukan hanya sekadar minum kopi melainkan juga menjadikan warkop itu sebagai tempat persinggahan atau tempat beristirahat sejenak. Baik pegawai maupun pendatang yang hendak berlabuh meninggalkan Makassar. Kan lokasi warkop ini, pertamakali di kawasan Pelabuhan Makassar atau Jalan Jampea. Dan sampai sekarang, masih eksis.
Zaman terus berubah, keturunan pemilik Phoenam pun mulai memikirkan ekspansi warkopnya. Setelah membuka cabang di Jakarta, Warkop Phoenam dalam setahun saja kembali membuka cabangnya di kawasan Panakukang Makassar dan Mall Panakukang Makassar.
Berbeda dengan pendahulunya, di mana sebagian besar pengunjungnya hanya singga minum kopi. Kini, dua warkop phoenam di Makassar, seperti di Jalan Boulevard dan Mall Panakukang Makassar, bukan hanya sebagai tempat persinggahan sambil minum kopi. Di sini, para pengunjung sudah menjadikannya sebagai arena diskusi, ngomong politik,hingga konprensi pers. Setiap hari Rabu dalam dua pecan, sebuah radio berita di Makassar menggelar diskusi live di warkop ini. Membahas persoalan nasional hingga local kemasyarakatan.
Tidak sulit bagi perorangan atau lembaga menggelar diskusi di arena warkop phoenam. Soalnya, sebagian besar pengunjungnya memang dari kalangan professional,LSM,pegawai negeri hingga pengusaha. Pada jam-jam tertentu seperti pagi hari, antara jam 07.00 sampai 09.00 Wita pengunjungnya sebagian besar pegawai negeri. Jam 09-00 hingga 12.00 Wita pengunjungnya sudah umum. Kalau pegawai negeri, maka levelnya sudah level Kepala bagian hingga Wakil walikota. Jadi bukan staff biasa lagi, karena jadwal staff memang sudah lewat dan mereka sudah harus bekerja. Begitupula kalau kalangan swasta. Juga sudah pada level tertentu. Sangat klop bagi mereka, karena saat jam-jam tersebut, juga sudah berkumpul pengunjung seperi LSM, wartawan, pengusaha muda dan pengamat bahkan dosen-dosen sekalipun. Sehingga diskusinya pun cukup beragam. Di sertai asap rokok yang mengepul, tidak membuat para pengunjung resah. Suara galak tawa dari berbagai sudut beberapakali terlihat jika diskusi sudah mengarah ke hal yang lucu.
Sementara jika sebuah lembaga menggelar sebuah diskusi yang agak resmi, juga tak perlu buang-buang waktu membagikan undangan. Jika hanya menghadirkan peserta, tanpa mengundang pun peserta bakal banyak yang hadir. Apalagi jika menggelarnya pada jam 09.00 ke atas. Kalau live lewat radio maka satu persatu pengunjung berdatangan. Ada yang hanya ikut sekedar mendengar, tertawa jika lucu hingga memberikan apresiasi terhahadap masalah yang dibahas. Sangat unik dan pengunjungnya makin kaya akan argumentasi, ilmu dan pengalaman serta informasi. Soalnya, pengunjungnya pun memberikan argumentasi yang berbeda satu sama lain. Jadi jangan heran jika sewaktu-waktu ada istilah, kalau ke warkop phoenam maka kita akan ikut kuliah di mana dosennya boleh siapa saja. Di sini, saling menghargai pendapat sangat dijunjung.
Nyaris dalam sepekan, dilakukan satu hingga dua kali diskusi resmi yang live melalui radio. Apalagi saat ini menjelang Pilkada Sulawesi-Selatan, nyaris tiap hari pengunjung warkop selalu membahas calon gubernur dan trik kampanye yang dilakukan oleh calon gubernur Sulsel.Sekadang informasi, rakyat Sulsel bakal menggelar pesta demokrasi local pada bulan November tahun 2007. Belum ada penetapan resmi calon gubernur.Tapi auranya sudah merajuk hingga ke anak-anak TK sekalipun.
Nah, cerita-cerita tentang warung kopi phoenam rasanya akan makin berceritera jika sudah singgah merasakan nikmatnya kopi Phoenam. Bahan mentah kopi ini berasal dari Tana Toraja. Berbagai aneka sajian sangat cocok untuk menemani perdebatan kecil di warung kopi ini. Seolah-olah sajiannya menyatu dalam permasalahan yang kita bahas. Semakin sulit masalah maka semakin tebal pula rasa kopi yang disajikan. Tapi harga masih tetap sama.
*****@4no4/7*****
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda