Rupa-rupa Pesan Idul Fitri
Idul Fitri, hari raya yang membuat semua ummat Islam merasa suci baru saja terlewati.Lirik sebuah iklan di televisi "Setelah berpuasa sebulan lamanya.Tibalah kita dihari yang Suci".
Sampai hari ini, Selasa 16 Oktober 2007 riak Idul Fitri masih terasa kental. Bagi yang baru bertemu, pasti melakukan salaman lalu terbersit kalimat "Minal Aidin Wal Faidzin".Meski sebelumnya telah mengirim short massage service (SMS) via phonsel. Serasa belum afdol jika tangan ini belum menyentuh tangan saudaranya.Jika perlu salaman disertai dengan pelukan hangat. Bahkan jika di kampung-kampung, pelukan diiringi lagi dengan deraian air mata. Begitulah siklus Idul Fitri, yang setiap tahun kita lakukan bersama.
Dua hari menjelang hari raya idul Fitri versi pemerintah, atau mulainya sholat idul Fitri jamaah An Nadzir di Gowa Sulawesi-Selatan tanggal 11 Oktober 2007-pesan Idul Fitri via SMS mulai masuk ke phonselku. Dan hingga sekarang, sudah mencapai ratusan SMS yang masuk dan semuanya kubacai satu persatu. Berbagai ragam kalimat telah tercipta dan seolah-olah semua orang yang mengirim SMS ke saya tiba-tiba menjadi seorang pujangga atau penyair relegius. Menyampaikan pesan,keluhuran hati,keikhlasan,kerendahan dan tiba-tiba mengaku beribu dosa. Semua telah mengakui banyak dosa,kemunafikan baik yang terucap maupun lisan. Lalu membuka hati untuk dimaafkan agar hatinya benar-benar fitri. Berikut ini beberapa SMS yang telah kusadur dan kupilih-pilih.
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H.Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Teruskan MMS ucapan ini ke rekan dan kerabat anda. Tarif MMS: Rp. 1000/MMS (maks. 300 Kb)"
Saya tidak perlu menuliskan dari mana asalnya.Pasti kita sudah tau semuanya. Semula saya tenang dan gembira membacanya. Tapi saat membaca pesan terakhir, barulah aku risau. Ya sopanlah sedikit. Jangan pesan idul fitri yang suci ini juga dikomersialkan.
Untunglah, di saat yang bersamaan sebuah SMS yang menyejukan terkirim ke phonselku.
"Ibnu Qoyyim Al-Jautsiyah berpesan. Ada dua sayap yang akan membawa kita ke surga. Ke-2 sayap itu a/SABAR & SYUKUR. Selamat berpisah RAMADHAN yang telah tumbuhkan sayap-sayap itu. Semoga tahun depan kita dapat menikmatinya lagi dan makin mengokohkan sayap-sayap yang kita punya. Insya Allah."
Nah, isi sms ini tak saya perlu membahasnya apalagi mencantumkan pesan sahabat nabi. Belum kapasitas saya untuk membahas. Tapi saya yakin dengan membaca kalimat SMS kedua itu-pastilah kita sudah tau maksudnya.
Ada juga SMS dari teman yang mau mudik atau pulang kampung.
"Mohon pamit.Hari ini saya pulang berlebaran bersama orang tua! Maaf Lahir & Bathin minal Aidin Wal Faidzin. selamat hari Raya Idul Fitri 1428 H!
SMS ini dari rekan saya yang saat itu telah pulang kampung menuju Kabupaten Soppeng Sulawesi-Selatan. Memang hampir setiap tahun rekan saya ini mudik, tapi untuk tahun ini ia hanya sendiri dan biasanya bersama rekannya yang juga sesama warga Soppeng.
Pesan SMS lain
"Ass WrWb. dgn sgl rndhati kmi sek.memhn maaf lhrbthin smg kt smua mraih kmnangan n dibri ks4n mnjmpai bln rmahan mndtang tqab4jji minna wa minkum...."
"Sengaja atau tidak, mungkin aku pernah salah ucap atau salah sikap.Dihari yg fitri ini,kuucapkan Minal Aidin Wal Faidzin.Mohon maaf Lahir Bathin..'
Dari aceh pun kudapati SMS:
bagaimana cerita lebaran di sana? sepi dan tenang kami di Aceh.selamat hari raya idul fitro 1428 H.maaf lahir bathin.
Ada yang lebi singkat lagi
"Selamat lebaran bung ano...."
"Dari segala kerendahan hati,saya haturkan permintaan maaf lahir bathin atas segala khilaf"
Seorang rekanku juga mengirim sms memakai bahasa Indonesia campur bugis
"Saling memaafkan cocok di 1 Syawal. Salamaki..."
Begitulah rupa-rupa SMS yang terkirim.Entah sudah berapa banyak untaian kata yang terangkai. Yang jelas, penyedia layanana SMS yang diuntungkan dari semua ini. Tapi semua itu tak dirisukan bagi mereka yang benar-benar menjadikan SMS sebagai keikhlasan,pertobatan dan pemaafan bagi semua saudaranya. Bukan kalimat kemunafikan atau hanya sekadar mengirim SMS sebagai bentuk siklus dalam kehidupan Idul Fitri.
Sentuhan tangan hanyalah fisik saja, tapi hatilah yang sangat menentukan. Apa bedanya dengan berdoa kepada Tuhan. Kita tak akan bisa melihatnya,mendengarnya apalagi menyentuhnya. Tapi antara hati yang tenang dan ikhlas-kita bisa bisa menjumpai Dia dalam segala hal.
Sunggu saya sangat sepakat ketika menerima SMS dari rekanku yang isinya seperti ini :
"Betapa lebaran bisa menegaskan banyak hal:Bahwa hidup hanya rangkaian yang terulang.Barangkalai seperti kapur yang dituliskan di papan hitam, dihapus lalu dituliskan kembali. bahwa luka,sakit,benci,sembuh dan memaafkan,batasnya begitu tipis.Juga pertanda kita begitu fana.Bahwa hati punya Tuhannya sendiri".
Akhirnya SMS ini kujadikan kesimpulan dari berbagai SMS yang terkirim ke phonselku. Kucari makna demi makna terhadap SMS yang masuk. Walau banyak SMS yang masuk-bahasanya sama dengan SMS dari yang lain. Istilahnya hanya copy paste. Cukup mengganti sign off-nya saja.
Entah suatu saat banyak orang-orang menjadikan Idul Fitri hanyalah hari penyucian diri sehingga terciptalah sebuah siklus kehidupan. Di mana orang selama sebelas bulan berbuat dosa,munafik,dan merusak hati. Dan akhirnya, tibalah hari raya Idul fitri, hari di mana semua ummat merasa suci dan bersih.
SELAMAT HARI RAYA RAYA IDUL FITRI. MOHONKAAN MAAF BUAT SAYA...
****ano****
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda