Tiba Saatnya Pilkada di Kampungku
Dua paket yakni ASMARA dan SAYANG adalah paket yang sangat bersiteru selama kampanye berlangsung. Saling sindir,saling kecam hingga saling beradu jargon kerapkali terlihat pada saat kampanye. Tim SAYANG melalui jargon Pendidikan gratis dbalas oleh tim ASMARA yang mengambil istilah Sekolah Gratis. Tujuannya sebenarnya sama saja.Obyeknya adalah masyarakat,rakyat mereka sendiri. Tapi saya belum yakin jika jualan atau bualan seperti ini bakal dirasakan oleh rakyat Sulawesi-Selatan. Begitupula saat tim Syahrul membumikan istilah Don't Lock Back kemudian dijawab oleh Mansur Ramli Please Lock Back. Ketika Syahrul seringkali berorasi pilihlah yang cerdas,muda dan energik. Ke esokan harinya tim Amin-Mansur juga berorasi, saya ini professor pernah menjabat sebagai rektor. Lalu kemudian dijawab oleh Syahrul Jangan remehkan doktor dari Universitas Hasanuddin. Saat Syahrul memperdengarkan kepada masyarakat soal kesehatan lalu dibalas oleh tim Amin Syam dengan kalimat sakit sosial. Selama kampanye berlangsung, yang terjadi adalah saling balas,adu kecerdikan dihadapan ribuan massa atau simpatisan. Rakyat ini tidak tahu menahu-yang mereka tau hanyalah akan berlangsung Pilkada tanggal 5 November. Soal rayuan gombal,jargon Dll hanyalah orang-orang kota yang tau. Karena hanya merekalah nanti yang akan merasakan hasil dari Pilkada ini. Orang-Orang kampung tetap seperti biasa. Lalu kemudian muncul paket Azis Kahar-Mubil Handaling. Setiap orasi kampanye yang disampaikan adalah selalu alami,kesederhanaan. Ah...saat saya menjadi moderator diskusi pilkada yang menampilkan Azis Kahar-Saya bertanya "Pak Azis-bagaimana mungkin memimpin Sulsel kalau harus selalu bersifat alami-jalani saja.Sementara disekitar anda adalah politikus elit,cerdik dan lihai.Apakah akan alami juga melihat mereka"...Memimpin Sulsel haruslah juga dibutuhkan sebuah pengalaman, bukan alami begitu saja.
Yah..5 November menjadi saksi masa depan Sulawesi-Selatan. Siapa yang akan terpilih menjadi gubernur maka kami sudah bisa meraba Sulsel ke depan. Amin Syam-Mansur adalah paket yang tawadhu,tenang dan bersahaja. Sementara paket Syahrul-Agus Arifin adalah paket yang muda,cerdas, telaten dan selalu menggebu-gebu oleh semangat muda. Sementara paket Azis Kahar, adalah paket alami. Banyak yang bilang, siapa yang menguasai KPUD maka dia akan memenangkan Pilkada.Tapi saya bilang, tidak sepenuhnya juga benar,tapi bisa juga tepat. Entahlah...Muncul pula diskusi warung kopi-kejujuran dan ketidakjujuran akan menjadi "hiasan" tersendiri dalam pemungutan suara nanti. Tunggu saja 5 November.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda