Pagi ini, 14 November saya kembali masuk kantor. Maklumlah, bosku di Jakarta sudah sebulan ini memang telah menyiapkan kantor untuk para anak buahnya yang bekerja di kota Makassar dan sekitarnya. Kenapa saya baru masuk lagi? karena selama empat hari saya mencoba bermesra dengan rutinitasku sebelum bos menyiapkan kantor di Makassar yakni membidik orang-orang yang lagi marah karena tidak tercapai cita-citanya. Yah..soal Pilkada di Kabupaten Takalar Sulawesi-Selatan.
Berbeda ketika berada di luar dan di dalam ruangan. Satu hal yang cukup membedakan adalah terik matahari atau panas bahkan pernah seharian hujan deras. Sementara jika di dalam ruangan, ya kulit kita tersapu oleh sejuknya AC. Dasar saya yang selama ini hanya berkenalan dengan alam, bergaul dengan rutinitas penikmat terik matahari-jadi mata selalu terasa ngantuk jika telah memasuki kantor. Cukup sulit rasanya beradaptasi dengan kondisi seperti ini. Masih tertanam dalam benak dan hatiku "lebih baik saya disuruh bekerja di medan perang,kerusuhan dan bencana daripada harus duduk di kursi belakang meja seperti ini". Suatu hari ketika terjadi bencana di Pangandaran Jawa Barat, saya bertugas di kantor. Tak tahan rasanya berada di dalam kantor, meski udara sejuk tapi hati terasa panas. Akhirnya aku hanya duduk melongo,melihat hampa ke luar ruangan. Beberapa temanku tertawa menyaksikan perilaku yang tak diundang ini hingga dalam benaku. Seorang tukang edit visual menyapaku "biasa. suatu saat nanti kau akan merasakan juga dan sudah akan terbiasa"begitulah sarannya. Lalu tak lama kemudian, suara perintah berat terngiang di telingaku "pengiriman team kedua ke Pangandaran. Namanya ini itu dan ini". Kebetulan, namaku yang paling pertama disebut.
Kini nyaris setiap pagi aku disapa oleh security,dibukakan pintu lalu melangkahlah kakiki memasuki kantor. Dan ahh...semilir AC langsung menembus kulitku. Sedikit saja aku memalingkan leherku ke kiri-senyuman dari karyawan Bank Mega seolah menyertai kesejukan AC masuk ke pori-pori kulitku. Selangkah demi selangkah akhirnya tiba juga di ruangan kantorku. Lalu kumulailah satu persatu rutinitas kantor. Nyalakan AC,periksa perabot rumah tangga kantor, cek ketersediaan telpon dan faks. nyalakan televisi, dan aku harus memilih channal statiun tempatku bekerja, lalu listing berita ke team yang sudah sejak pagi mengitari Makassar dan sekitarnya. Lalu, kucatat dan kutulis di papan whiteboard. Dan tugas akhir adalah listing ke imel Korda. Cukup??? belum. Karena saya harus memantau perkembangan demi perkembangan kehidupan kota Makassar dan Sulawesi-Selatan. Ini jikalau tidak ada persoalan teknis dan mental yang melanda teamku. Dan mau tak mau harus dipecahkan.
KEHIDUPAN. Kata temanku, kehidupan ini sulit dan ganas jadi apapun harus dilakukan untuk mempertahankan hidup. Kadang harus egois dan idealis.Tergantung perikehidupan apa yang kita hadapi. Soalnya, banyak orang yang mengaku suci,bersih tapi tidak sadar sejumlah trik kehidupan yang ia lakoni justru menimbulkan kemunafikan. "ahh..saya malas kalau bicara seperti ini. Di sekitarku banyak orang mengaku suci dan bersih". Dan semoga sifat fitnah tidak selalu keluar dari mulut ini.
KEHIDUPAN. Tak ada skenario atau strategi yang paling jitu kecuali skenario alam yang telah dibentuk oleh garis tangan melalui Ilahi. Kita boleh mencipta,mengatur strategi tapi seseorang punya garis tangan. Apalagi jika niatnya memang sudah fitnah dan kufur, maka ahh...kata gaulnya "mending ke laut aje...."
KEHIDUPAN : Akhirnya tibalah saya di kantor seperti ini. Tak pernah terbersit jika perikehidupanku seperti ini dan aku harus lakoni. Bahwa Ilahi memang sudah mengatur sedemikian rupa langkah makhluknya di muka bumi ini. Selama menjadi pekerja terik matahari, aku hanya menjalani begitu saja. Jalani perintah alam, menjalani perintah anak jalanan dan bergaul bersama orang-orang. Ada yang suci,preman,mengaku sok suci hingga tertunduk lesu jika bertemu. Macam-macamlah perilaku manusia yang Tuhan pertemukan denganku. Ada manusia yang begitu ganasnya alias preman tapi solidernya sungguh menakjubkan. Manusia memang berbeda. Beginilah KEHIDUPAN.
...........ano............